Rabu, 05 Oktober 2011

PENANGANAN TERTUSUK JARUM DI KAMAR OPERASI

PENANGANAN TERTUSUK JARUM DI KAMAR OPERASI

Latar belakang
Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi 385.000 kejadian luka akibat benda tajam yang terkontaminasi darah pada tenaga kesehatan di rumah sakit di Amerika. Pekerja kesehatan berisiko terpapar darah dan cairan tubuh yang terinfeksi (bloodborne pathogen) yang dapat menimbulkan infeksi HBV (Hepatitis B Virus), HCV (Hepatitis C Virus) dan HIV (Human Immunodeficiency Virus) melalui berbagai cara, salah satunya melalui luka tusuk jarum atau yang dikenal dengan istilah Needle Stick Injury atau NSI.
Dalam menjalankan aktivitas kerja, kita tidak bisa terbebas dari resiko terjadinya kecelakaan kerja. Kamar operasi merupakan area dimana banyak digunakan benda tajam khusunya jarum, baik jarum suntik maupun jarum jahit. Kejadian tertusuk jarum di kamar operasi merupakan suatu kejadian yang selalu ada di tiap kamar operasi. Kejadian tertusuk jarum di kamar operasi seperti fenomena gunung es. Banyak keajdian tetapi tidak semua terlaporkan. Hanya khasus-khasus tertentu saja. Hal ini dikarenakan kesadaran korban yang tidak melaporkan apa yang telah dialaminya.
Jarum jahit merupakan sumber kecelakaan paling banyak dengan persentasi sekitar 77% dari total kecelakaan di kamar operasi. Menariknya, walaupun dengan persentasi yang besar terjadi padi jarum curve,penggunaan jarum jahit lurus akan sangat meningkatkan angka injury. Operator bedah dan asisten mempunyai rsiko tertusuk 59.1%, sedangkan perawat instrument 19.1%, anestesi 6.2% dan circulating nurse 6%.
RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung kejadian tersusuk jarum baik jarum suntik maupun jarum jahit merupakan kejadian terbanyak yang dialami oleh para petugas kesehatan. Tahun 2006, berdasarkan survey terhadap 400 tenaga kesehatan, 54,6% pernah mengalami kejadian tertusuk jarum. Tahun 2007, di dapat pelaporan 22 orang melaporkan tertusuk jarum. Sedangkan tahun 2008, 12 orang melaoprkan tertusuk jarum. Untuk tahun 2009 kejadian tertusuk jarum ada 8 orang. Tidak semua petugas kesehatan yang tertusuk jarum melaporkan apa yang dialaminya. Rata-rata merreka melaporkan saat tertusuk jarum pasien dengan kassus terinfeksi penyakit tertentu.
Banyak alasan petugas kesehatan yang tertusuk jarum tidak melaporkan kecelakaan yang dialaminya. Antara lain takut tindakan disiplin, khawatir catatan penilaian negative, khawatir akan reputasi, takut diobati, tidak menyukai petugas medic, menghindari terjadinya pekerjaan, ingin menjaga catatan pribadi yang bersih, menghindari pertanyaan, melindungi tingkah laku orang lain, dan tidak memahami pentingnya laporan kecelakaan.

Prosedur Penanganan
Sebelum kita membahas prosedur penangan, kita bahas tentang beberapa istilah seperti insiden, kecelakaan dan kecelakaan kerja tertusuk benda tajam. Insiden adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedara yang tidak seharusnya terjadi. Kecelakaan adalah luka atau cacat fisik dan atau gangguan kesehatan atau kerusakan asset. Sedangkan kecelakaan kerja tertusuk benda tajam adalah kecelakaan kerja yang terjadi pada petugas akibat benda tajam sepeeti spuit bekas, pisau, jarum infuse, dan lain-lain.
Berdasarkan Protap Pelaporan Insiden dan Kecelakaan Kerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin bandung, penanganan kejadian atau kecelakaan kerja karena tertusuk banda tajam infeksius sebagai berikut.
1. Setiap petugas yang mengalami inseden atau kecelakaan kerja karena tertusuk jarum setelah tindakan pada pasien atau tertusuk jarum bekas, jarum infuse, pisau bedah dan benda tajam lainnya yang berhubungan dengan pasien segera di bawa ke unit gawat darurat untuk diberi pertolongan pertama.
2. Setelah mendapat pertolongan dari UGD, petugas UGD memilah apakah korban perlu dirujuk ke poli teratai atau tidak :
• Bila korban tertusuk jarum pasien pederita HIV-AIDS maka korban perlu dirujuk ke poli teratai.
• Bila korban tertusuk jarum dengan pasien hepatitis atau penyakit infeksi lain, maka petugas yang mengalami kecelakaan kerja cukup diberi pertolongan di UGD untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan lanjutan di poli pegawai.
• Setelah mendapatkan pertolongan, petugas atau rekan korban melaporkan kejadian kecelakaan kerja tetapi langsung pada atasan.
• Atasan korban segera membuat laporan insiden atau kecelakaan kerja dengan formulir laporan insiden pada jam kerja ditanda tangani pelapor dan diketahui oleh atasan langsung.
• Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan investigasi sederhana penyebab terjadinya kecelakaan.
• Setelah selesai melakukan investigasi, laporan hasil investigasi dan laopran insiden dilaporkan ke ketua komite mutu K3RS dalam waktu 2x24 jam setelah terjadinya insiden tau kecelakaan kerja.
• Komite mutu K3RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan.
• Hasil investigasi lanjutan, rekomnedasi dan rencana kerja dilaporkan ke direksi.
• Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan blik kepada unit kerja terkait.
• Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian insiden atau kecelakaan kerja di unit kerjanya masing-masing setiap 1 bulan 1 kali.
Hal yang penting harus diperhatikan saat tertusuk jarum terutama saat operasi antara lain :
• Segera buka sarung tangan
• Cuci tangan dengan alcohol 70%,betadin 10%, dan dibawah air yang mengalir
• Jangan tekan luka, karena akan menghambat darah yang mengalir keluar, biarkan darah mengalir keluar agar virus keluar bersama darah yang keluar.
• Tenang dan jangan panik.
• Jika pasien adalah HIV Positif, risiko penularan HIV setelah pajanan darah adalah 0,3%

Pencegahan
Banyak cara untuk mencegah tertusuknya jarum, baik jarum jahit, jarum suntik atau pisau operasi. Berikut ini tips untuk mengurangi dan mencegah cedera tertusuk jarum atau benda tajam lainnya di kamar operasi
• Gunakan tempat khusus untuk menyimpan jarum jahit
• Saat membuang jarum, jangan gunakan tangan langsung, untuk mencegah tertusuk
• Gunakan needle holder untuk memasang dan melepas pisau
• Gunakan bengkok untuk menaruh pisau
• Gunakan sarung tangan double, untuk mengurangi resiko luka saat tertusuk
• Arahkan ujung jarum ke bawah saat menaruh jarum pada needle holder
• Selalu monitor penggunaan benda tajam saat operasi
• Gunakan cara yang benar saat menerima atau memberikan benda tajam kepada operator
Kehati-hatian dan konsentrasi sangat diperlukan dalam bekerja, sehingga resiko cedera dapat dicegah.

Kesimpulan
Kecelakaan kerja tertusuk jarum operasi merupakan resiko paramedic khususnya yang ada di kamar operasi. Kehati-hatian dalam bertindak dapat mengurangi resiko tertusuk jarum. Namun apabila petugas kesehatan tertusuk perlu pengetahuan yang cukup dalam menangani luka. Kesadaran korban untuk melaporkan kejadian yang dialami juga perlu. Karena korban dapat mendapatkan penanangan lebih lanjut terkait perlu tidaknya diberikan pengobatan atau cukup diberikan penyluhan dan di data saja.
Apabila tertusuk jarum, segera buka sarung tangan dan cuci tangan dengan alcohol serta betadin. Guyur luka dibawah air yang mengalir. Jangan menekan luka, karena darah tidak akan keluar sehingga mempercepat penularan. Setiap menempatkan benda tajam diperlukan penempatan yang sesuai sehingga tidak beresiko melukai. Diperlukan media atau sarana yang mendukung dalam penempatan benda tajam selama operasi.










DAFTAR PUSTAKA

Berguer and Heller. 2004. Preventing operating Room Sharps Injuries. The American College of Surgeons Vol 199 Sepetember 2004
Daley, Karen. 2004. Sharps Injuries in the OR Massachusetts Sharps Injury Surveillance System Data 2004. Occupational Health Surveillance Program, Massachusetts Department of Public Health April, 2008. Diakses dari www.mass.gov/.../occupational_health/sharps_injuries_operate room_04.pdf - Amerika Serikat pada tanggal 28 Mei 2011

Depkes. 2010. Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi. Diakses dari www.kesehatanibu.depkes.go.id/unduh/slide.../Modul08a.ppt. pada 28 Mei 2011 pukul 20.00 wib
Haryanti, Sri. 2010. Prosedur Pelaporan Kecelakaan Kerja dan PAK di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Pelatihan B3 dan Radiasi Bagi Perawat di RSUP. Dr. Hasan SAdikin Bandung Tanggal 15 s.d 17 Desember 2010
Kusuma, dian. 2010. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Perawat dalam Pencegahan Needle Stick Injury di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta : FKIK Ilmu Keperawatan, Vol 6, No 6 2010
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2010. Protap Pelaporan Insiden dan Kecelakaan Kerja di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Nomor HS 11 A03 2 0001 ditetapkan 5 Januari 2010
Wicker, Sabine. 2007. Prevalence and prevention of needlestick injuries among health care workers in a German university hospital. Article from Int Arch Occup Environ Health 2010. Diakses www.safetysyringes.com/healthcare/files/Prevalence.pdf. 28 Meni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar